Rabu, 14 Maret 2012

Kita, masihkah?

Kita. Dua karakter, dua tubuh, dua jiwa dan dua hati yang berbeda. Aku dan kamu. Duduk berdampingan. Masih seperti dulu. Kau disampingku, namun jiwamu sedang tidak disana. Perasaan yang dulu ada ketika kita saling berpegang erat mungkin untuk saling melindungi, untuk saling berbagi tawa dan air mata. Tapi saat ini, cukup asing untuk menyebut aku dan kamu dengan sebutan 'kita'. Ya, layaknya orang asing yang baru akan saling mengenal, namun tak lagi ada keinginan untuk saling mengenal lebih jauh. Kali ini kita bertemu, bukan untuk saling berjabat tangan mengawali perkenalan. Bahkan hati kita pun tak lagi saling menjabat. Kita. Tetap duduk berdua. Berdampingan seperti dulu. Aku rasa kau juga merasakan hal yang sama, bahwa apa yang kau dan aku lihat tak lagi sama. Kita. Tetap saling bertukar kata. Namun tak lagi dan mungkin tak akan pernah.. sehangat dulu. Tak akan pernah sehangat kopi yang kuseduh tiap pagi dan meninggalkan ampas di bawah sana. Namun tiap seduhannya meninggalkan kenangan, kenangan antara aku dan kamu yang tak bisa lagi kusebut kita. Biarkanlah satu dunia yang pernah kau buat untukku kusebut dengan persahabatan. Biarkanlah ini menjadi satu kisah yang akan aku tertawakan dan juga tangisi jikalau suatu saat nanti aku mengingatnya. Biarkanlah satu kata penuh makna tersebut memisah menjadi dua kata dan dua makna yang berbeda, aku dan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar