Kamis, 29 Maret 2012

Rasakan Indah dan Sesaknya Jatuh Cinta Sendirian

Kapan lagi kamu begitu? Kamu, orang yang sama yang membuatku jatuh hati lagi. Orang yang mematahkan hati yang sama. Bentuk hati ini tak lagi sama hanya karenamu, untukmu. Mau sampai kapan hanya aku yang melihatmu secara diam diam, memerhatikan segala gerak gerikmu secara diam diam, dan mencintaimu secara diam diam? Selalu menebak dalam diam apa arti dari setiap kata yang kau tujukan padaku, sekedar retorika kah atau pertanyaan sederhana yang aku artikan secara lain dengan percaya diri? Aku hanya ingin tahu apakah kau melakukan hal yang sama ketika aku tak sedang memerhatikanmu. Katakan bahwa bukan hanya aku yang jatuh cinta sendirian dan tentu saja.. terluka sendirian.


Tell me that you are going to catch me when I fall, when I fall deep into your love. I'm jumping off a cliff with all of the strength I have just to.. to see your smile.
Tell me that you're gonna help me to swim when I'm drowning in your love.
This is too pathetic to be told, but I can't keep this untold.

Senin, 26 Maret 2012

Untitle

Aku mengingatmu dalam khayal yang membuatku terbang.

Hasrat yang meyakinkanku bahwa aku bisa bermimpi.

Memikirkanmu membawa senyum di hatiku.

Melihatmu melelehkan air mata dari beku jiwaku.

Andai bisikan menjadi mantra dan harap menjadi pinta.

Kan ku teriakkan namamu dalam doa tersuciku.

Tahukah kau? Perpisahan terjauh bukan antara bumi dan surga, tapi saat kau ada di hadapanku dan kau tak tahu aku mencintaimu.. 

Mencintai Dengan Tulus

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya,"Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan,"katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.
Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia"
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan mereka bersama.
Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.
Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir.
"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya.
"Oh tidak, lanjutkan" jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia
"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".
Dengan suara perlahan suaminya berkata
"Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang"
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya, Ia menunduk dan menangis.
Pesan moral :
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita?
Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baikdan mencoba melupakan yang buruk.
Cinta tak pernah memandang kekurangan orang yang kita sayangi dan kita cintai.
Cinta hanya akan membawa kebahagian dan saling berbagi untuk memahami kekurangan masing-masing. mencintai dengan apa adanya.
Cinta tak pernah menyakiti, yang sebenarnya adalah menambah kedewasaan dan cara berpikir kita untuk memandang hidup, sebagai kasih karunia Tuhan yang terbaik.
Cintailah semua makhluk dengan harapan semua berbahagia.

Seserpih Luka

"Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi
Membuatku merasakan yang tlah terjadi
Semua yang terbaik dan yang terlewati
Semua yang terhenti tanpa kuakhiri"


Sepenggal lirik lagu diatas yang memiliki memori yang begitu lekat di jiwa kembali terngiang. Seperti flashback yang terus berputar tanpa batas. Membutuhkan waktu yang jauh dari sesaat untuk membuatku teringat akan apa itu kebahagiaan sejati. Seperti terbangun dari mimpi yang panjang, kini baru kusadari bahwa perjalanan yang telah kulalui begitu jauh hingga aku tak menemukan tempat untuk kembali. Yang aku tahu aku hanya terus bergerak maju, hingga tanpa kusadari yang kulakukan hanyalah terus berjalan. Hanya berjalan dan terus berjalan tanpa teralih pada pemandangan apa yang ada di sekitar. Aku tenggelam dalam duniaku. Sepi terasing. Kulihat warna warni, enggan melintas mengisi hariku. Kucium banyak harum bunga, tapi ia enggan menghampiriku. Tapi itu tak menjadikanku mati. Aku abadi karena torehan tintaku, dengannya aku bisa menjadi apa saja. Dengannya aku merasa hidup mengijinkanku untuk bermimpi akan segala hal yang mungkin tetap akan menjadi mimpi yang terabaikan dalam kehidupan nyata. Dan yang paling berharga, aku merasa menjadi manusia yang penuh dengan kasih sayang-Nya.

Aku teman sejati bagi sepi. Aku bayangan diantara sekumpulan manusia. Aku hitam diatas putih, hitam yang menghidupkan selembar kertas putih tanpa makna.

Jumat, 16 Maret 2012

Merasa? Good, maka benahilah

Terkadang untuk mengerti akan sesuatu itu tak butuh untuk mendapatkan aba aba dari orang lain. Kitalah yang dituntut untuk peka. Hidup tak butuh untuk kiamat dahulu untuk membuat seseorang tobat bukan? Maka lakukanlah dari sekarang.

Hidupmu penuh dengan prinsip, tapi tak satupun dari prinsip itu yang kamu jalani.

True friend is the one who can sing back the words you have ever told them.

True friend is the one who stays when everything goes wrong or there is even no reason to stay.

I hate a 'sometimes friend' who just come when they need to. Untuk apa memanfaatkan orang lain sedangkan sendirinya ga bisa bermanfaat buat orang lain? Sebaik baiknya manusia emang yang bermanfaat bagi orang lain, tapi untuk 'dimanfaatkan', itu sudah beda frase.

Tak usah berpura pura untuk peduli jika memang kamu tak suka pada seseorang. Kehadiranmu hanya akan menyakitinya.

Jangan sebut aku teman bila kamu tak meyakininya. Hidup sudah cukup penuh dengan kepalsuan, satu satunya yang murni di dunia ini hanya hati yang ikhlash, pun jika kamu tidak, aku akan baik baik saja disini.

I'd rather to be hated for what I am than loved for what I am not.

Rabu, 14 Maret 2012

Tak Hanya Kata, Tanya Hatiku

Seharusnya aku tak memintamu untuk menenangkanku ketika aku resah. Seharusnya aku tak membenamkan kepalaku di bahumu ketika aku tahu akan ada setetes dua tetes air hangat yang akan menyungai di kedua pipiku. Tak seharusnya aku menjadikanmu tempat berlindung ketika aku rapuh dan berteduh ketika kata tak lagi mengenal bahasa. Harusnya aku tahu.. karena aku tak mungkin menemukanmu disana. Di tempat yang aku pikir kamu akan ada disana.

Kita, masihkah?

Kita. Dua karakter, dua tubuh, dua jiwa dan dua hati yang berbeda. Aku dan kamu. Duduk berdampingan. Masih seperti dulu. Kau disampingku, namun jiwamu sedang tidak disana. Perasaan yang dulu ada ketika kita saling berpegang erat mungkin untuk saling melindungi, untuk saling berbagi tawa dan air mata. Tapi saat ini, cukup asing untuk menyebut aku dan kamu dengan sebutan 'kita'. Ya, layaknya orang asing yang baru akan saling mengenal, namun tak lagi ada keinginan untuk saling mengenal lebih jauh. Kali ini kita bertemu, bukan untuk saling berjabat tangan mengawali perkenalan. Bahkan hati kita pun tak lagi saling menjabat. Kita. Tetap duduk berdua. Berdampingan seperti dulu. Aku rasa kau juga merasakan hal yang sama, bahwa apa yang kau dan aku lihat tak lagi sama. Kita. Tetap saling bertukar kata. Namun tak lagi dan mungkin tak akan pernah.. sehangat dulu. Tak akan pernah sehangat kopi yang kuseduh tiap pagi dan meninggalkan ampas di bawah sana. Namun tiap seduhannya meninggalkan kenangan, kenangan antara aku dan kamu yang tak bisa lagi kusebut kita. Biarkanlah satu dunia yang pernah kau buat untukku kusebut dengan persahabatan. Biarkanlah ini menjadi satu kisah yang akan aku tertawakan dan juga tangisi jikalau suatu saat nanti aku mengingatnya. Biarkanlah satu kata penuh makna tersebut memisah menjadi dua kata dan dua makna yang berbeda, aku dan kamu.

Minggu, 11 Maret 2012

"Mengunyah Sendiri" dalam Belajar

Seorang murid mengeluh kepada Gurunya, "Bapak menuturkan banyak cerita, tetapi tidak pernah menerangkan maknanya kepada kami." Jawab sang Guru: "Bagaimana pendapatmu, Nak, andaikata seseorang menawarkan buah kepadamu, namun mengunyahkannya dahulu bagimu?" (A. de Mello SJ, Burung Berkicau)
Apa makna percakapan murid dan guru tersebut? Ah, saya rasa jauh lebih baik Anda menjawabnya sendiri. Sebab saya yakin Anda tidak ingin memakan buah yang sudah saya kunyahkan dulu bagi Anda.
Tetapi izinkanlah saya untuk mengunyah buah saya sendiri, dan menuturkan kepada Anda rasa buah itu, lalu Anda juga menuturkan rasa buah yang Anda kunyah sendiri. Nah, bukankah ini sebenarnya salah satu aspek dari pendidikan?
Terkadang, kita sering membayangkan hidup di sebuah dunia di mana setiap penghuninya dapat dengan bebas dan terbuka saling berbagi cerita dan pengalaman, membuka dirinya bagi kehadiran dan keberadaan pihak lain. Menerima keberadaan orang lain apa adanya, dan saling menjunjung kedaulatan serta kemerdekaan pihak lain. Apakah itu semua dapat kita temukan dalam dunia pendidikan?
Sayangnya, kita tak dapat menutup mata terhadap kenyataan bahwa banyak orang yang (baik disadari maupun tidak) lebih senang memakan buah yang lebih dulu dikunyahkan orang lain yang dianggap lebih tahu, lebih bijaksana, lebih pengalaman, lebih pintar... .
Saya sendiri sering mengalami bagaimana murid-murid merasa lebih "aman" bila tahu apa pendapat gurunya tentang sesuatu hal, dan akhirnya menjadikan pendapat gurunya tersebut sebagai pendapatnya juga. Lalu ketika saatnya ujian, jawaban yang diberikan murid adalah jawaban yang sama persis dengan pendapat sang guru, meskipun soal di kertas ujian sangat jelas terbaca: "Uraikan pendapatmu tentang..." Celakanya lagi, sang guru tampak senang dan memberi nilai yang baik, atas jawaban si murid, sebab dianggap muridnya sudah dapat memberikan jawaban dan pendapat yang baik dan tepat, sama seperti pendapatnya.
Jika hal ini cenderung (atau bahkan mungkin sudah) menjadi kenyataan dalam proses pendidikan kita, maka tampaknya kita pantas mengurut dada bila pendidikan tidak lagi dipandang sebagai upaya memanusiakan manusia, melainkan mem-beo-kan manusia.

Marilah kita belajar dari Sang Maha-Guru Agung, Allah kita. Allah memberikan hak dan kesempatan kepada Adam untuk menamai ciptaan yang lain. Kisah ini bukan semata-mata kisah saja, terlebih bila kita mengingat bahwa manusia itu dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Dalam kisah tersebut kita melihat betapa tingginya harkat dan martabat manusia dan betapa luhurnya fitrah manusia.
Pengakuan bahwa Allah sendiri memberi manusia kebebasan untuk menamai ciptaan yang lain, menunjukkan bahwa fitrah, harkat dan martabat manusia yang agung itu dimungkinkan dan ditetapkan sejak penciptaan manusia oleh Allah sendiri. Tindakan menghargai fitrah, harkat dan martabat manusia merupakan tindakan ilahi.
Tindakan Allah tersebut memberikan kepada kita suatu kerangka dasar bagi pengakuan atas kebebasan dan kedaulatan manusia, yang sejak awalnya telah diberi kebebasan oleh Allah untuk menamai bahkan menanggungjawabi perbuatannya. Kebebasan itu ternyata pula diletakkan dalam relasi yang erat dengan ciptaan yang lain (yaitu alam) dalam harmoni cinta.
Tetapi dalam kisah selanjutnya kita juga melihat bahwa kebebasan dan kedaulatan itu dibayangi oleh krisis. Krisis yang mengancam dan mampu menghancurkan manakala kebebasan dan kedaulatan tidak lagi diikuti oleh tanggung jawab dan kesadaran akan hakikat keberadaan diri. Adam dan Hawa melepas tanggung jawab untuk taat kepada batas-batas yang Allah tetapkan. Keinginan untuk menjadi seperti Allah, yang juga berarti keinginan untuk berkuasa dan menguasai pihak lain, mengakibatkan Adam dan Hawa lupa akan keberadaan diri mereka. Selanjutnya kita tahu apa yang terjadi.
Baik Adam maupun Hawa tidak mampu bersikap kritis dan waspada atas apa yang dinyatakan oleh ular. Kebebasan dan kedaulatan mereka tidak disertai oleh sikap kritis dan waspada. Kritis dan waspada terhadap krisis-krisis yang mungkin ada di dalam kebebasan dan kedaulatan itu sendiri. Ketika diperhadapkan pada pilihan yang menggiurkan, segala pertimbangan hanya memusat pada diri mereka sendiri. Saat itu sebenarnya harmoni dengan alam, terlebih dengan Pencipta tidak lagi masuk dalam pertimbangan. Harmoni yang indah tersebut dikalahkan oleh ego mereka.
Kita melihat bahwa di satu sisi kebebasan dan kedaulatan merupakan milik yang berharga bagi manusia sebab hal itu merupakan bagian dari fitrah, harkat dan martabat manusia. Namun di sisi lain kita juga tak dapat melupakan tanggung jawab dan kesadaran akan keberadaan diri kita.
Dikaitkan dengan pendidikan, maka kita harus senantiasa mengingat bahwa fitrah, harkat dan martabat manusia menjadi kerangka dasar pendidikan. Itu berarti, pendidikan semestinya menjunjung tinggi kebebasan dan kedaulatan tiap individu yang terlibat di dalamnya, terlebih dalam diri murid.
Sebagaimana telah dikatakan di atas, bahwa tindakan penghargaan akan kebebasan dan kedaulatan merupakan tindakan ilahi. Namun kebebasan dan kedaulatan tersebut bukanlah kebebasan dan kedaulatan yang memusat pada diri sendiri. Kebebasan dan kedaulatan pada akhirnya harus bermuara pada kesadaran akan relasi manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam dan manusia dengan Pencipta-Nya. Kesadaran ini diarahkan dalam harmoni dan semangat kebersamaan.
Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi suatu upaya untuk membebaskan manusia dari pemusatan segala sesuatu kepada diri sendiri dan mengarahkan kebebasan serta kedaulatan manusia bagi perjuangan untuk mengupayakan kebebasan dan kedaulatan sesamanya. Pendidikan yang membebaskan berarti juga upaya untuk memungkinkan berkembangnya sikap kritis, terlebih kritis terhadap diri sendiri (yang ditandai dengan berkembangnya otokritik dan introspeksi). Hal ini dilakukan dalam kesadaran akan keterkaitan diri dengan sesama dan dunianya serta terhadap Penciptanya.
Mungkinkah dan kapankah upaya itu dapat kita lihat hasilnya? Menurut saya sangat mungkin. Kapan? Ketika murid-murid sudah dapat berkata: "Pak Guru, Bu Guru, biarkan saya mengunyah buah saya sendiri...!"

Source : http://indozone.net/articles/article/257/?s=7155ffd6e4891235d432af7fc98c8b93

Tantangan Baru Kita

Hallo semuanya! Bagaimana kabar di awal tiga bulan di tahun ini? Semoga lebih baik. Banyak sekali yang harus saya lewati di tahun ini, rentetan ujian, tugas yang tak kunjung berhenti mengejar dan juga hitungan detik yang tak henti hentinya berdengung di telinga saya. Nah, disaat seperti ini saya sangat merasa bahwa waktu 24 jam dalam sehari tak pernah cukup, meski saya telah diberi kepuasan menikmati terik matahari selama 12 jam dan juga merasakan kenikmatan yang beda di 12 jam lainnya. Bagaimana bisa Ia dengan sempurnanya telah mengatur sedangkan saya dengan tak adilnya masih merasa kurang. Oke, lanjut. Nah, diantara rasa resah dan gelisah karena akan menghadapi ujian, ada debaran lain yang membuat hati saya jauh lebih penasaran, yaitu debaran penantian pengumuman hasil penerimaan SNMPTN Undangan. Nah, di tahun 2012 ini sistem SNMPTN Undangan sedikit berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Di tahun ini, siswa yang akan dipilih untuk mengikuti SNMPTN Undangan diseleksi melalui nilai rapor dari semester tiga hingga semester lima. Dengan syarat, nilai di tiga semester tersebut harus konsisten dan tak boleh turun di semester berikutnya. Dalam beberapa subjek pelajaran juga menentukan berapa banyak maksimal jatuhnya nilai. Nah, beberapa siswa yang terpilih melalui setiap kelas pun juga harus melewati tantangan lain, yaitu bila ia dapat memasuki batasan jumlah persentase tertentu dari gabungan kelas lainnya sesuai prodi masing masing yang dinamakan ranking global. Nah, pada umumnya sekolah hanya memiliki dua macam prodi, yaitu prodi IPA dan prodi IPS. Sehingga yang pada awalnya terprediksi akan masuk dalam daftar tersebut merasa sedikit kecewa ketika presentase dan konsistensi nilai mulai diperkecil. Maka jalan lain yang harus mereka lalui adalah melalui jalur SNMPTN tulis. Berhubung sekolah saya memiliki peminat yang cukup untuk mendirikan satu kelas dan satu prodi lain, maka sekolah saya membuka kelas bahasa. Karena saya masuk dalam kelas bahasa, maka ranking dan tingkatan nilai yang diperhitungkan pun hanya dari satu kelas. Alhamdulillah, atas usaha saya dan yang tentu tak lepas dari campur tangan Tuhan, saya bisa masuk dalam daftar tersebut. Setelah melewati diskusi yang tak hanya sehari - dua hari dengan pikiran saya sendiri, akhirnya saya berhasil menentukan pilihan saya. Pilihan pertama jatuh pada Universitas Brawijaya dengan fakultas psikologi di pilihan pertama dan fakultas sastra inggris di pilihan kedua. Pilihan kedua saya jatuh pada Universitas Airlangga dengan fakultas sastra inggris sebagai pilihan pertama saya dan fakultas psikologi sebagai pilihan kedua.

Nah, untuk kalian yang mengikuti tes SNMPTN tulis, bersemangatlah! Ingat pada satu hal dan pentingkan prioritas, yakinlah pada apa yang kalian pilih dan minati. Jangan sampai kalian memilih suatu jurusan hanya karena gengsi, ikut ikutan teman, atau bahkan hanya kemauan orangtua saja. Memertimbangkan dengan keinginan dan cita cita kalian juga tak pernah salah. Untuk yang mengikuti SNMPTN Undangan, berjuanglah! Semoga kita diterima di Universitas dengan jurusan yang telah kita pilih masing masing. semoga kita berhasil untuk membalas jasa kedua orangtua kita nanti dengan cara membahagiakannya kelak. Amin allahuma amin.

Kamis, 08 Maret 2012

Feeding Jessi

Hallo semua! Apa kabarnya malam ini hari ini? Semoga tak lebih buruk dari kemarin. Kali ini saya akan menceritakan tentang sesuatu atau lebih tepatnya hewan yang sangat saya sayangi, melebihi rasa sayang saya pada laptop saya. Oke, itu perbandingan yang salah. Dia adalah Jessica Maharani, bukan, dia bukan saudara tiri dari Jessica Iskandar, tapi itu adalah nama kucing sekolah yang saya jaga dan pelihara, walau hanya di sekolah.  Meski ia hanya kucing kampung, tapi kami sangat menyukainya. Entah karena sikap hiperaktifnya, belang belang random yang menyebar di tubuhnya dengan kombinasi warna yang lucu atau memang dia saja yang sangat menggemaskan. Mungkin itu juga yang menyebabkan kami membelikan ia makanan kucing yang tidak akan kucing kampung tak bertuan lain dapatkan. Meski rasa sayang saya besar terhadapnya, akal logika saya tetap mengatakan tak mungkin untuk membawa dan memeliharanya di rumah, karena Ibu saya tak akan mengijinkannya. Nah, kemarin, tepatnya dua minggu lalu, sekitar tanggal 27/2 untuk pertama kalinya saya dan beberapa teman saya memberi ia makan yang sedikit 'mewah'. Salah satu teman saya, Okik, menyempatkan waktu untuk membelikannya empat sachet Whiskas dengan rasa yang berbeda.



Kami merencanakan untuk memberinya makan sepulang sekolah. Ketika itu, di sore dengan jingga yang bergelayut manja pada lembutnya senja kami menemukan Jessica sedang asik mencakar cakar pohon untuk mengasah kukunya. Inilah dia:



 Ia pun saya turunkan dan saya dudukkan di salah satu bangku sekolah. Sekali lagi saya katakan, Jessica adalah kucing yang sangat hiperaktif, mungkin lebih hiperaktif dari adik adik kecil kalian yang sangat menjengkelkan bila sedang ingin dimanja. Jessica memang tidak manja, tapi ia akan duduk manis dan tenang bila dipangku. Nah, jadi bisa ditebak. Ketika saya merobek bungkus pertama Whiskasnya, ia langsung berlari pada piring yang kami siapkan sebagai tempat makannya.


Satu sachet penuh untuk seekor kucing mungil mungkin terlalu banyak untuk porsi makan malamnya. Sehingga Whiskas itu pun tidak ia habiskan. Namun kami tidak serta merta membuangnya, tapi kami amalkan pada kucing kucing kampung lain. Nah, karena kebetulan hari sudah sore dan tak mungkin bagi kami untuk mencari kucing lain hanya untuk memberikan sisa makan Jessica, maka Shabrina pun membawanya untuk diberikan pada fakir kucing yang ada di perumahannya bila ia bertemu dalam perjalanan pulangnya nanti. Karena kebetulan Shabrina menggunakan sepeda berkeranjang untuk ke sekolah, kami menitipkan piring makan kucing itu padanya, karena lebih memungkinkan untuk membawa piring berlumuran berisikan Whiskas tersebut. Memang terlihat sangat niat sepertinya kami ini.



Dengan berakhirnya acara feeding frenzy Jessica, maka kami pun pulang ke rumah masing masing. Oke, hanya segitu salah stu pengalaman yang bisa saya ceritakan. Masih banyak sebetulnya pengalaman lain yang ingin saya tulis, tapi berhubung malam sudah terlalu pekat, maka akan saya lanjutkan lain waktu. Insya Allah. Dadaaaaah

Senin, 05 Maret 2012

Randomies #part 2

Kamu yakin sedang melihat dengan jelas atau malah membutakan diri sendiri? Well, itu beda tipis kalau dikaitkan dengan ego. Kita jadi tak bisa membedakan mana orang yang kita taksir mana presiden.

Ingatlah, bahagia tanpa alasan, senyum tanpa alasan, dan perhatianmu kepadanya yang tanpa alasan, tak akan pernah salah bila itu suatu saat akan menjadi kesedihan tanpa alasan pula ketika kamu tak temukan lagi dia dalam hari harimu.

Tak seharusnya kita tanggapi dengan perasaan atas hal menyakitkan yang seseorag ucapkan pada kita. Karena ia pun juga tanpa perasaan ketika mengungkapkannya. Be wise.

Aku tak pernah berhenti mencintaimu, aku hanya berhenti menunjukkannya.

Jika kamu tak menyukai seseorang atau membencinya, maka ubahlah cara pandangmu tentang dia. Mungkin hatimu saja yang terlalu tertutup dengan rasa benci itu. Kau tak akan pernah melihat dengan jelas apa yang ada diuar jendela bila jendela tersebut tertutup embun.

Tuhan adalah pemeran utama yang mengendalikan para pemain di belakangnya. Untuk menjadi seorang pengarah, Ia tak butuh untuk turut bermain dalam panggung.

Cinta tidak buta dan membutakan. Hanya perasaan yang mudah rapuh dan ringkih lah yang membuatmu terlalu buta untuk melihat kenyataannya.

I wanna be the girl who makes your days better. The one that makes you say,"My life has changed since I met her."

Randomies #part 1

Sukses itu bukan kewajiban, tapi usaha untuk mewujudkannya yang harus kita lakukan jika kita memang serius untuk mencapainya. Rasanya tidak adil jika kita harus berharap untuk menang dengan mengharapkan orang lain untuk kalah.

You can get butterflies in your head and have so many imaginations about how would she think about you, while she, never even minds it.

Cinta memang membingungkan, datang tanpa aba – aba dan pergi tanpa permisi. Dan yang harus -kita lakukan adalah menikmati masa – masa itu selama ada, karena cinta adalah anugerah, sesuatu yang tak bisa ditolak dan tak bisa dipaksakan.

Kau tahu kau jatuh cinta ketika kau merasa kehilangan ketika ia tak ada.

Cinta tak pernah butuh untuk dibalas. Ketika kau mencintainya, memberi pun bahkan mungkin kau beri tanpa sadar, meski yang kau beri adalah hatimu.

What doesn’t leave you when everything’s gone? Memories.

He thinks you stupid while not knowing that he means the world for that girl.

Sabtu, 03 Maret 2012

Kesabaran Belajar

Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan maksudnya untuk berguru. Ahli permata itu menolak pada mulanya, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujui permintaannya. “Datanglah ke sini besok pagi.” katanya.

Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian di atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk menggenggamnya. Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu sendirian sampai sore.

Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anak muda itu menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun yang lain sampai sore harinya. Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima.

Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya, “Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu?”

Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, “Akan tiba saatnya nanti,” dan kembali meneruskan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi. Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata, “Ini bukan batu yang sama!”

“Lihatlah, kamu sudah belajar,” kata gurunya.

Seorang Kerdil

Diceritakan tentang seorang pria kerdil yang ikut menyaksikan sebuah opera di sebuah panggung terbuka. Panggung tersebut dijualbeli banyak orang, sampai-sampai seorang penonton yang kerdil tak dapat menyaksikan pertunjukan. Anehnya, ia selalu ikut tertawa, tepuk tangan, dan lain sebagainya seperti yang dilakukan oleh penonton yang dapat menyaksikan pertunjukan secara langsung.
Setelah pertunjukkan opera selesai, usut punya usut, ternyata orang kerdil itu sama sekali tidak mengerti cerita yang dipentaskan tadi. Ia hanya ikut-ikutan perilaku penonton lain. Langkah tersebut ia tempuh lantaran khawatir dicemooh tidak mengerti jalannya pertunjukan.



ISI:


dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali orang yang rela melakukan apapun, agar tidak dianggap bodoh, ketinggalan jaman, miskin dan lain sebagainya. Mereka akan mengikuti apapun yang dilakukan orang lain, meskipun tidak sesuai dengan diri mereka sendiri. Mereka sama sekali tidak memiliki pendirian.
Manusia adalah mahluk yang paling istimewa, karena mempunyai akal fikiran untuk membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan salah. Akal fikiran memberi arah kemana harus melangkah dan menuntunnya menghindari bencana. Dengan akal fikiran manusia mengarahkan dirinya menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, agama, keluarga, dan lingkungan sosial.
Akal fikiran menjadikan manusia mampu menetapkan tujuan dan prinsip hidup. Jika kehidupan seseorang berprinsip pada kebenaran, maka ia akan hidup dalam kebenaran. Begitupun sebaliknya. Tetapi jika seseorang tidak mempunyai prinsip hidup, maka hidupnya tidak terarah, sehingga waktunya habis sia-sia.
Prinsip hidup sangat penting, sebagai panduan sikap dan pola pikir kita. Milikilah prinsip hidup, walaupun mungkin kita dianggap bodoh, buruk, atau tidak sepaham. Jangan pernah goyah apalagi mundur selama sikap dan pola pikir kita sudah berlandaskan pada prinsip-prinsip kebenaran. “Kapanpun tepat apabila kita melakukan sesuatu dengan benar,” kata Martin Luther King.

Hidup Itu Sederhana :)

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
* Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.


Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
* Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.


Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
* Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.


Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
* Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.


Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh kedalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
* Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.


Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
* Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.


Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.
Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
* Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah atau memiliki secukupnya saja.

Berharap Untuk yang Terbaik

Suatu ketika, ada seorang anak yg sedang mengikuti sebuah lomba balap mobil mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak FINAL. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yg dimilikinya. Semuanya buatan mereka sndiri, sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Alex, mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, Mobil Alex lah yg paling tidak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Tibalah saat yg dinantikan. FINAL kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya. Di setiap jalur linatasannya, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Alex meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yg bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata " Ya, aku siap".

Dorr..
Tanda pertandingan telah dimulai. Dengan 1 hentakan yg kuat, mereka mulai mendorong mobil mereka sekuatnya. semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. " Ayoo.. Ayoo.. Cepat.. Cepat.. Majuu.. Majuu..", begitu teriak mereka. Ahha.. sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Alex lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga dengan Alex. Ia berucap, dan berkomat kamit lagi dalam hati. "Terima kasih".

Saat pembagian piala tiba. Alex menuju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diberikan, Ketua panitia bertanya " Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada tuhan agar kamu menang, bukan?". Alex terdiam. " Bukan pak, bukan itu yg aku harapkan." kata Alex.

Ia lalu melanjutkannya, " Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku hanya bermohon pada Tuhan agar aku tak menangis jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendegar itu.Setelah beberapa saat, Terdengarlah suara gemuruh tepuk tangan yg memenuhi ruangan itu.

Renungan

Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Alex, tidaklah bermohon pada tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Alex, tak memohon tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yg ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yg lainnya. Namun, bermohon kepada tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberi kemuliaan, dan mau menyadari kekurangannya dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yg kita lakukan untuk berdoa kpada tuhan untuk mengabulkan semua permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta kepada Tuhan untuk menjadikan kita sebagai yg nomor 1, menjadi yg terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yg ada di depan mata. Padahal, bukankah yg kita butuh adalah bimbingannya, tuntunannya, dan panduannya ?

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. kita serink lupa dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yg mau kita akui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yg berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hambanya yg shaleh.

Bonus kata motivasi:


Pernahkah kalian berteriak saat digunung.
Kalian pasti mendengar gema.
ya.
GEMA itu sama halnya sperti KEHIDUPAN.
gema memantulkan suara yg kita teriakkan.
begitu juga kehidupan.
KEHIDUPAN ADALAH PANTULAN ATAS APA YG KITA PERBUAT.
Hidup akan memberikanmu segala apa yg kau berikan kepadanya.

READ THIS :')

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya. 
Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua. 
nb: sediakan tissu sebelum membacanya yak :')

1**** 

Cinta itu butuh kesabaran… 
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita??? 
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita… 
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia… 
Pernikahan kami sederhana namun meriah… 
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu. 
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. 

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya. 
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu… 

Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci… 
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. 
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihatsekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya. 

2*** 


Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saatini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami. 
Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya. 

Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku… 
Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA. 
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku… 
Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka… 


Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yanghampir membuat ku menjadi seorang janda itu.
Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al –Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukanaktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. 

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, akumelihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dandisaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobroldengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku. 

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suamiku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya. 
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” danmereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semuamelihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup. 

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelahaku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia punmenjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku punsenyum melihat wajahnya. 

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku … 
“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”. 
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya,perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hinggaakhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangandengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apayg mereka bicarakan. 

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, barusebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dianmengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya.Kemudian aku pun menemaninya. 
Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, “lebih baik kau pulang saja, adakami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ” 

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abangharus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebatdengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku.Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan halyang sama. 

Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang takberpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunyasalah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergimeninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. 
Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembalidari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangismengapa mereka sangat membenciku. 

3*** 

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takutkehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. 
Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggilku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk diayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam airmancur itu. 

Aku bertanya, “Ada apa kamu memanggilku?” 
Ia berkata, “Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang” 
Aku menjawab, “Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu ditravel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?” 
“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudahlama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akanpulang dengan mama ku”, jawabnya tegas. 

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?”,tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewakarena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telahbersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. 

“Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas. 
“Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidakbertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku.Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. 

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang &cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. 
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karenakeluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamikusangat sayang padaku. 

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhematdalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. 
Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya haruskomplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganyaharus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang danaku pun tak mau membuat riuh keluarga ini. 

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akandibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku,lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakanterjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisamenangis karena akan ditinggal pergi olehnya. 

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-samakemana pun ia pergi. 
Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karenabiasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku. 
Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya. 
Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku taktahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuksangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku. 

4*** 


Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri.Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku takterlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang. 
Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuhsakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan akumenahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Akudilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemanikudisana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. 

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi.. 
Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akanpunya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudianaku hanya bisa memeluk adikku. 

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya,”kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu.. 
Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jikamenelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku.. 

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnyakhawatir selama ia berada di Sabang. 
Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan ceritapadanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung… 

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-fotokami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. 
Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. 
Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi,aku akan kabarin lagi”. 
Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja egoyang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. 

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfumkesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akanmenyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. 

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelummasuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, akumembungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku takmau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. 

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya.. 
Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naikkeruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku.. 
Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nyasampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku padatempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. 

Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas,aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku ciumkeningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at. 

5*** 


Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya daribalkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi iatak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawahtanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi iabegitu cepat pergi. 
Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa iabersikap tidak biasa terhadapku? 

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itujuga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkattelponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengansuamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon punlangsung terputus. 

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubahsetelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku,apalagi memanjakan aku. 
Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggungjawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, akuselalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulangterlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah. 

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantanpacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu,tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suamitetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. 
Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya. 

6*** 


Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam,lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan. 
Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetapseperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan.Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanyaperihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadiibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. 

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorangguru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatankankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. 
Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadiorang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikirsendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamikumemanggilku. 

“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”. 
“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas. 
“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan. 
Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, diamembentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami. 
Dia mengatakan “Kau ikut saja jangan banyak tanya!!” 

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabangsambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi. 
Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadiorang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasifoto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Akumenangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi akutak bisa. 

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, sukamembanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikapketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabarmengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku.. 

7*** 


Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidaktidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana,termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini.. 
Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tuaitu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya. 

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tuayg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahirtiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegeraberkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengahrumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda. 

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengankebisuan, aku tak berani bertanya padanya. 
Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atassemuanya, membuka pembicaraan. 

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”.Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam. 
“Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya.. 
Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun,sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebabselama ini kau selalu keguguran!!”. 
Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukahdipisahkan dengan suamiku? 

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikahdengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnyamenikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logatorang Sabang seperti itu semua. 
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. 
“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknyamasih melanjutkan pembicaraan itu. 
Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin akupeluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu. 




Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannyadengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana?kau dimadu atau diceraikan?” 
MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remukmendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti initerhadapku.. 

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulaukayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. 
“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab. 
Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar akumenjawab dengan tegas. 
“Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapatberdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluargaini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.” 

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itujuga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikitpun menetes di hadapan mereka. 
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatkudirumah kita nanti, yah?” 
Suamiku menjawab, “Dia Desi!” 
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, “Kapan pernikahannyaberlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” 

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.” 
“Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnyamengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisiuntuk pamit ke kamar. 

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku bukapintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi akusendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.Diiringi akutnya penyakitku.. 
Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakanganini? 

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambilbertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?” 
Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihatwajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampirhabis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya. 

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiridibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cerminmeja rias itu. 
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberisahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti!Iya kan?.” 

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum danbertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakaishampo. 
Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakankulagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!” 
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang. 

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan akuakan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. 
Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Akuingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayangdan cintanya itu. 

8*** 


Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. 
Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah padasuamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedangtidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Akusave di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.” 

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar.Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja akutakkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yangtelah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku. 
“Apakah kamu sudah siap?” 

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata : 
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalamrumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketikakalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimanayang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karenatak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak. 
Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?” 

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsungmenatapnya dengan mata yang berbinar-binar… 
“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwakuping ini tidak salah mendengar. 
Dia mengangguk dan berkata, “Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”,sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkukkarena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja. 

Dia tersenyum sambil berkata, “Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku danberkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”. 
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah,apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Akukangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen denganmanjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwaaku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belumbisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yangdihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzinaAyah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata,”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”. 

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. 
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tibaperutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan iabertanya, “bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir. 
Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudahmebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang”. Karena dia akanmenikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acaraprosesi akad nikah tersebut. 

9*** 


Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku. 
Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati inicemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku. 

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begituijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu,memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat. 

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yanghadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapansangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu..hatiku menangis. 
Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencucikakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka denganpernikahan ini? 

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti akudahulu, yang di musuhi. 
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur denganperempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukandidalam sana. 
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, laluaku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekatilalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyatatidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah,tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. 

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum danmegajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku takboleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang keJakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku” 

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untukistirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lamaini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untukmengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saatini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan darisuamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.. 

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?” 
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. 
Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?” 
“Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah seringterluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. 

Lalu suamiku berkata, “Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selamaayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bundaseperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayahpernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bundagak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“sepertiitu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalaubunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahioleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda” 

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapatulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. 
Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinahdan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapaaku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karenamenderita mencintaimu.” 

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamarpengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku danberusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga. 
Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci. 

10*** 


Keesokan harinya… 
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimkusakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ialangsung menggendongku. 
Aku pun dilarikan ke rumah sakit.. 
Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku.. 
Aku merasakan tanganku basah.. 
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran. 

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, “Bunda, Ayah minta maaf…” 
Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadipadaku? 
Aku berkata dengan suara yang lirih, “Yah, bunda ingin pulang.. bunda inginbertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..” 
“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget samaAyah.” 

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudahtak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihatwajahnya yang tampan, berlinang air mata. 
Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengankalimat tahlil. 

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku.. 
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka.. 
Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kamimenikah. 

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku. 
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampaiaku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’aagar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku,apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikritetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari duluaku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau bencidiriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikapsebaliknya.” 

11*** 

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku. 
======================== 

Ayah,mengapa keluargamu sangat membenciku? 
Aku dihina oleh mereka ayah. 
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu? 
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adikiparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah.. 
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilkudengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah? 

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membelaadikmu, tak ada gunanya Yah.. 
Aku diusir dari rumah sakit. 
Aku tak boleh merawat suamiku. 
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. 
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. 
Aku sangat marah.. 
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi danibunya.. 

Aku tak mau sakit hati lagi. 
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku.. 
Engkau Maha Adil.. 
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah.. 
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.. 
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu.. 

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.. 
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.. 
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.. 
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. 
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui. 
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. 
Aku harus sadar diri. 
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu. 
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku? 
Ayah.. aku masih tak rela. 

Tapi aku harus ikhlas menerimanya. 
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. 
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. 
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. 
Sebelum ajal ini menjemputku. 
Ayah.. aku kangen ayah.. 

=========== 


Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda.. 
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini. 
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkankeceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri. 
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur. 
Bunda akan selalu hidup dihati ayah. 

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah.. 
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutkutak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya. 
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku takperduli, hidup dalam kesendirianmu.. 
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur denganbelaian tangan Bunda yang halus. 

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda.. 
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui. 
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku.. 
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang. 
Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakanapa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kaudi fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja. 

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana? 
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana? 
Tunggulah Ayah disana Bunda.. 
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon.. 

Ayah Sayang Bunda.