Senin, 04 Juni 2012

Rindu


Rindu. Adakah hal lain yang bisa kuceritakan tentang itu, bila yang kuingat hanya kamu?

Aku terlalu lelah. Terlalu lelah berharap pada yang semu. Maaf bila membuatmu sedih, ketika aku dengan tiba tiba berlaku aneh, karena ketika itu aku sedang merutuk dalam hati, mengapa dulu bisa begitu bodoh mencintaimu. Hingga kini aku sendiri yang kesulitan untuk melupakan. Sedang kau disana, dengan asik lalu lalang di tepian hati. seakan tak menyadari, ada yang jatuh bangun hanya untuk sekedar memisahkan sekat antara realita dan mimpi.

Kau mengajari aku bagaimana mengeja rindu dalam sepi. Kau mengajari aku bagaimana menata hati dengan rapi.

Hal itu dinamakan cinta, meski selalu membadai dalam hati.

Hal itu dinamakan rindu, meski harus menyayat seperti sembilu.

Demi bintang yang berpijar dan demi bulan yang bersinar, kita akan selalu berada di bawah naungan sinar yang sama.

Apalah rindu, bila yang dirindu selalu sendu.

Apalah hati, bila tak untuk dimiliki.

Apalah hidup, bila yang direncanakan selalu sejalan dengan harapan.

Sahabat Jadi Cinta


Sahabat jadi cinta. Satu dari sekian hal yang paling tidak kusukai. Ya, mengapa harus ada dan terjadi hal seperti itu? Lumrah memang, hati bisa jatuh pada siapa saja dan kapan saja. Meski otak mengatakan tidak, namun hati mengatakan iya, apalagi yang bisa kita perbuat? Siapa yang sanggup untuk menghindar?

Sahabat jadi cinta.. Hal yang aneh namun memang terasa wajar bila itu sudah terjadi, karena ada ungkapan Jawa yang mengatakan, “Tresno jalaran soko kulino.” Kurang lebih artinya adalah, cinta datang karena terbiasa.

Tapi sungguh, tak ada yang bisa kulakukan bilamana itu terjadi pada hatiku, dalam hidupku. Mendorong arti persahabatan ke tepi jurang terdalam. Mengkahiri makna pada kata ‘kita’ menjadi aku dan kamu. Seperti gejolak yang ingin diredam ombak pada karang, betapa aku ingin hal ini bisa kuhindari. Sekuat aku menutup mata dari cahaya yang tak mampu kubendung silaunya. Sekeras suara yang lembut namun menggetarkan hati, dalam jiwa. Mencintai sahabat sendiri, seperti memertaruhkan sesuatu yang harus kubayar mahal harganya. Bila harga yang harus kubayar adalah dengan mengakhiri sebuah persahabatan dan kamu menjauh dariku, maaf, itu terlalu mahal.

Seperti memainkan sebuah koin, bila tidak muncul sisi gambar maka sisi angka. Bila tidak berakhir bahagia, maka itu harus berakhir dengan penuh duka.

Sahabat jadi cinta? Lupakan saja.

Minggu, 27 Mei 2012

Kebingungan Generasi Penerus Bangsa

Pagi ini saya membuka web sekolah untuk mengetahui informasi kelulusan, dan alhamdulillah saya lulus. Dan pada sore harinya, hasil seleksi SNMPTN undangan pun diumumkan dan saya..tidak lolos. Awalnya kecewa, ralat, sangat kecewa. Namun, kemudian saya berpikir, mungkin memang ini jalannya. Bukan pada pilihan yang telah saya pilih yang membawa peluang terbaik dalam hidup saya. Kembali saya teringat akan ungkapan bijak, "Manusia boleh berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan." Dan saya setuju dengan ungkapan itu. Mungkin bagi kita yang masih belum bisa berpikir jernih, ini mengecewakan, namun siapa sangka bila ternyata Tuhan mempunyai maksud lain di balik ini semua? Seperti satu ungkapan lagi, "Let us do the best and let God do the rest." Biarkan kita berusaha sebaik mungkin dan biarkan Tuhan yang menentukan segala keputusannya.

Nah, bagi kalian, para lulusan SMA yang saat ini sedang kebingungan untuk menentukan tujuan sekolah lanjutan karena tidak diterimanya seleksi SNMPTN undangan seperti saya, mungkin sukses kita belum disini. Saya pun semulanya memang berencana untuk mengikuti tes SNMPTN tulis bila tidak lolos seleksi SNMPTN undangan, namun saya terpikir lagi, mengapa tidak langsung menuju ke sekolah tinggi saja yang notabene dibawahi oleh pemerintah sehingga untuk urusan pekerjaan pun tidak perlu bingung lagi nantinya dan terjamin.

Mengapa saya ragu untuk mengikuti SNMPTN tulis? Karena SNMPTN tulis hanya menyediakan tes melalui dua jalur, IPA atau IPS. Lalu bagaimana nasib dengan murid SMA yang tidak berada di kedua jurusan tersebut? Sepertinya pemerintah belum memikirkan tentang hal ini, bagaimana nasib kami yang berada di jurusan bahasa? Yang tidak menguasai IPA maupun IPS? Mungkinkah kami harus mengejar materi yang mereka lewati selama dua tahun itu dalam waktu yang relatif singkat? Sekolah mungkin bisa menerbitkan lulusan berkualitas, namun gagal dalam merealitaskan cita - cita dalam menjadikan insan yang berkualitas bila untuk menentukan tujuan universitas atau sekolah lanjutan saja mereka bingung, dihitung dari perkiraan peluang juga yang mungkin bisa mereka tembus. Ditambah lagi dengan adanya kabar bahwa tahun depan SNMPTN tulis akan dihapuskan, sehingga akan tersedia jalur mandiri dan SNMPTN undangan saja, meski hal ini masih belum dipastikan kebenarannya.


Rabu, 25 April 2012

#quote : cin(T)a [2009]


Sesuai dengan hukum Newton 1, kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran – Cina
Kakak kira semua Cina kaya? – Cina
Cina, gak pake republik, gak pake rakyat – Cina
Tega banget ya bokap lo, udah tau muka lo Cina, masih dikasih nama Cina – Anisa
Tega kali bokap kau, udah tau muka kau perempuan, masih dikasih nama perempuan – Cina
Republik ini sudah kebanyakan punya sarjana nyinyir – Cina
Arsitek tuh suka berasa Tuhan. Berasa paling tau rancangan terbaik buat manusia. Yang paling tau yg terbaik ya yang ngejalanin sendiri – Nisa
Kalo Allah ketemu Nabi Muhammad di jaman sekarang, bikinnya film– Anisa
Generasi kita gak mempan dikasih tulisan – Anisa
Maaf, Anisa lagi cukur jenggot – Cina
Hukum Newton II, cewek cantik pasti gak ngerasa cantik – Cina
Banyak kok cewek cantik yang ngerasa cantik – Anisa
Berarti mereka kurang cantik – Cina
Kawin tuh seharusnya Ibadah – Cina
Kalo istriku, harus lebih cinta Tuhan aku daripada aku – Cina
Arsitek itu bukan cuma sekedar konsep, arsitek itu bukan seni lukis, arsitek itu harus bisa dibangun – Cina
Dunia ini udah kebanyakan orang pinter, perlu yang cantik-cantik untuk menghibur – Cina
Sesuai dengan Hukum Newton III, cewek cantik pasti kesepian – Cina
Cuma Tuhan yang tau rasanya jadi gue – Anisa
Cuma Tuhan yang tau rasanya jadi selebritis – Anisa
Selebritis tuh makhluk aneh, susah-susah kerja biar dikenal orang, eh udah dikenal malah gak pengen dikenal orang – Cina
Cuma aku dan Tuhan yang bisa cinta ama kau – Cina
Kenapa Allah nyiptain kita beda-beda kalo Allah cuma mau disembah kita dengan satu cara? – Anisa
Makanya Allah nyiptain cinta, biar yang beda-beda bisa nyatu – Cina
Duh capek deh gue ngomomgin ginian. Lo gak ya kayak cowok normal lainnya? Ajakin gue ke Paris kek, beliin gue berlian kek, bikinin gue puisi kek – Anisa
Kalo lo gak bisa nyelesein konflik agama di sana, the least you can do, jangan coba bikin konflik baru di sini deh – Anisa
Mari kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan aku – Cina
Mak! Kapitalisme pun tak boleh ama Tuhan kau? – Cina
Kalo aku Tuhan, kau pasti aku masukkan surga – Cina
Kayaknya aku kurang Muslim untuk jadi pemimpin di negara ini – Cina
Tabah Cin, inget Hollywood ending. Tuhan pasti lagi nonton kita – Anisa
Kau suruh aku masuk Islam pun aku mau – Cina

Kamis, 19 April 2012

Aku - Tokoh Fiksi

Aku hidup dalam mimpiku, dan aku tak pernah nyata. Aku hidup dalam cerita yang menghidupkanku. Tinta yang membangunku menjadi sosok ‘aku’ di selembar kertas putih ini. Aku tak pernah tahu bagaimana akhir dari ceritaku, tapi aku tahu apa yang sedang kuperankan. Kutemui banyak tokoh fiktif disini, tapi hanya ada satu-dua yang mau menjabat erat hatiku dengan hangat. Mungkin sang Penulis akan menuliskan tanda ‘:D’ atau ':)' ketika ada dialog yang menunjukkan dimana aku sedang berbicara, tapi pernahkah 'pembaca' ikut merasakan kalau bukan apa yang tertulis yang sebenarnya aku rasakan? Kalau bisa, betapa aku ingin menangis sekencang – kencangnya dan berharap keluar dari dunia fana ini, dunia yang fiktif. Tapi inilah yang harus kujalani, setidaknya saat ini. Aku tahu akan ada episode – episode lain yang akan kujalani.
Setelah kamu membaca buku ini (buku yang tentu saja sedang aku jalani, dan sedang ada kamu di dalamnya), mungkin kamu akan menemukan berbagai gambaran tentang aku. Mungkin baik, mungkin juga buruk. Tak apa, aku anggap itu sebagai lukisan - lukisan lain tentang aku.
Oke *tarik napas*, semoga aku berhasil menjalankan episode lain yang telah Sutradara siapkan untuk aku. Doakan aku yah.

Sincerely,
I wish I'm the one that got away.

Kamis, 12 April 2012

Kita: Memori Itu Masih Ada

Kita. Terlalu banyak kata bila aku harus benar - benar mendeskripsikannya. Bila kumulai dari tentang aku dan kamu, bagaimana kita menjalani hidup kita bersama dan membiarkan waktu yang terbuang dengan tidak percuma, aku akan terus berpikir, "Ada lagi..". Bila kumulai dari kenangan - kenangan yang kita lalui, maaf, itu terlalu indah sekaligus menyakitkan. Indah karena itu bersamamu, menyakitkan karena kita tak bisa lagi melakukannya dan menjadikan kenangan itu kembali nyata. Jadi, bagaimana tentang isi rinduku saja padamu?

Aku sangat merindukan waktu di kala kita saling bertukar kata dalam diam dan hanya hati kita masing - masing yang dapat mendengarnya. Aku merindukan kita. Masih ingatkah kamu ketika aku mengatakan padamu bahwa tiap aku mendengar lagu yang selalu kuperdengarkan padamu, aku selalu teringat padamu? Ingatkah kamu tentang bagaimana bodohnya kita menjalani masa tanpa batas dalam imaji ini yang mungkin..tak terlupakan? Ingatkah pula kamu bahwa kita pernah menari di bawah hujan dan saling mendekap kehangatan dalam tawa kita? Dalam canda yang tentu saja akan selalu kurindukan. Semoga kamu masih mengingatnya dalam khayal yang mendamaikan hatimu.
Aku masih ingat akan pelukanmu yang hangat ketika aku merasa tak ada seorang lain pun yang ada untuk menemaniku..dan tentu saja untuk melakukan seperti apa yang kamu lakukan padaku ketika itu, menenangkanku. Aku masih ingat ketika kamu tahu aku merasa lemah dan kamu cepat - cepat memelukku, karena kamu tak pernah ingin melihatku begitu, melihatku sebagai seorang pecundang. Pelukan yang kamu berusaha keras untuk tak kamu lepaskan karena kamu tak ingin aku tahu bahwa kamu pun juga..menangis
Kenang - kenanglah hal yang bisa kamu kenang, yang membuatmu teringat akan bahagia yang pernah ada, tentang segaris senyum yang pernah terbuat dengan tulus. Namun, janganlah hidup di dalamnya, hidup - hidupilah hidupmu. Semoga kita diizinkan oleh Dzat yang selalu kita sebut dalam doa kita untuk bertemu kembali.

Sincerely,
Sepotong hati yang pernah kamu bawa, sahabatmu

Catatan Sedih Seorang B. J Habibie


Ini adalah sepotong catatan tentang bapak B. J Habibie yang mudah - mudahan dapat kita semua resapi maknanya dan kita ambil buah positifnya. Berhubung tulisan ini cukup panjang, maka tidak usah buru - buru membacanya.

********

Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo. Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & amp; CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta. Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
 Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu). Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini. Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung. Dalam video tsb, tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250. N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan. Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb: “Dik, anda tahu... saya ini lulus SMA tahun 1954!” Beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan, “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN. Sekarang Dik...anda semua lihat sendiri…N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu. Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’ Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya. Dik tahu……di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia… Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa…… Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…? Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!” Pak Habibie menghela nafas... Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas; Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini. Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama… N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu…bahkan hingga kini. Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir…kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320. Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya. “Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130 bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”. “Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD. Q itu Quality, Dik, Anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten. C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis. D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu, itu saja!” Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb: “Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik…organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik……” Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu. "Dik...saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun...ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, Anda pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…saya mau kasih informasi…Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari Ibu..". Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam. Seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang. Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan, “Dik, kalian tau…2 minggu setelah ditinggalkan ibu…suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama Ibu, "Ainun… Ainun... Ainun..." saya mencari ibu di semua sudut rumah. Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat "Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…" mereka bilang "Kita (para dokter) harus tolong Habibie." Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan: 1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa! 2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus. 3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup. Saya pilih opsi yang ketiga…" Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) ia melanjutkan pembicaraannya; "Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia… Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat… Saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia." Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata… Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya; “Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui… Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing). Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka. Dik, asal you tahu…semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat. Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain. Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif…" (pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).

Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.

Jakarta, 12 Januari 2012
Salam, Capt. Novianto Herupratomo

Sabtu, 07 April 2012

Natalie Imbruglia - Torn

This song never gets old <3

I thought I saw a man brought to life
He was warm - he came around like
He was dignified
He showed me what it was to cry
Well you couldn't be that man I adored
You don't seem to know - don't seem to care
What your heart is for
No I don't know him anymore

There's nothin' where we used to lie
Conversation has run dry
That's what's going on
Nothing's fine

I'm torn
I'm all out of faith
This is how I feel
I'm cold and I am chained
Lying naked on the floor
Illusion never changed 
Into something real
I'm cold and I am shamed and bound
And broken on the floor 
And I can see the perfect sky is torn
You're a little late
I'm already torn


So I guess the fortune teller's right
I should have seen just what was there
And not some holy light
But you crawled beneath my veins 
And now I don't care
I have no luck
I don't miss it all that much
There's just so many things
That I can't touch

There's nothing where he used to lie
My conversation has run dry
That's what is goin' on
Nothin's right

I'm torn
I'm all out of faith
This is how I feel
I'm cold and I am shamed
Lying naked on the floor
Illusion never changed
Into something real
I'm wide awake 
And I can see the perfect sky is torn
You're a little late
I'm already torn




Minggu, 01 April 2012

Untuk Kamu: Alasan

Perlahan aku mulai mengerti bahwa alasan ketakwajaran ini adalah karena aku suka kamu.
Kamu memenuhi otakku setiap hari, membuatku hampir frustasi memikirkanmu, dan membuatku menerbangkan harap kamu bisa terus ada di sampingku.
Dan alasan dari semua itu ku rasa adalah karena aku mau kamu.
Setengah mati aku berusaha menahan diri, tapi apa kamu tahu?
Kamu itu candu.
Membuatku ingin lagi dan lagi.
Membuatku memikirkanmu terus dan terus.
Kamu menyebalkan.
Kamu selalu menang dan membuatku menyerah karena rindu.
Kamu selalu mendapatkanku kembali sejauh apapun aku sudah beranjak pergi darimu.
Kamu selalu menang, tapi kamu bilang kamu hanya senang.
Senang karena menang, bukan?
Hei, mengakulah!
Bagimu, semua ini hanya permainan, bukan?
Aku tak peduli.
Sungguh, aku ingin tak peduli.
Perlukah kuurai lagi alasannya?


Karena aku suka kamu.
Karena aku mau kamu.

What Goes Around, Comes Back Around

Kamu. Kamu menggangguku pikiranku lagi seperti ketika kamu membuka tab obrolan baru dan menyapaku. Kamu. Kamu mengetuk pintu hatiku ketika kamu menyentuh kulit tanganku, seakan mengisyaratkan, "Aku kembali pulang." Taukah kamu sejak saat itu kamu telah berenang renang di pikiranku? Melakukan lompat indah disana dan seakan tak ingin beranjak pergi ke tepian kolam? Kamu. Pengusik yang menyenangkan. Pengganggu yang tak akan pernah membuatku merasa terganggu tiap kamu datang, namun keberatan jika kamu memutuskan untuk singgah. Because you don't belong with me, baby. Kamu yang aku risaukan ketika kamu tak ada. Aku yang berusaha keras untuk sendiri ketika bayang bayangmu mengejar. Dengan segala kunci yang pernah kamu patahkan, kamu mengetuk pintuku lagi. Berharapkah kamu untuk kembali? Mengapa tidak sedari dulu ketika darah ini masih berdesir karenamu? Bahkan saat ini pun, hatiku sudah berdetak untuk yang lain.. Yang tentu saja bukan kamu.

I know you want me back
It's time to face the facts
That I'm the one that's got away
Lord knows that it would take another place, another time, another world, another life
Thank God I found the good in goodbye


I used to want you so bad
I'm so through with that
Cause honestly you turned out to be the best thing I never had
And I will always be the best thing you never had

Kamis, 29 Maret 2012

Rasakan Indah dan Sesaknya Jatuh Cinta Sendirian

Kapan lagi kamu begitu? Kamu, orang yang sama yang membuatku jatuh hati lagi. Orang yang mematahkan hati yang sama. Bentuk hati ini tak lagi sama hanya karenamu, untukmu. Mau sampai kapan hanya aku yang melihatmu secara diam diam, memerhatikan segala gerak gerikmu secara diam diam, dan mencintaimu secara diam diam? Selalu menebak dalam diam apa arti dari setiap kata yang kau tujukan padaku, sekedar retorika kah atau pertanyaan sederhana yang aku artikan secara lain dengan percaya diri? Aku hanya ingin tahu apakah kau melakukan hal yang sama ketika aku tak sedang memerhatikanmu. Katakan bahwa bukan hanya aku yang jatuh cinta sendirian dan tentu saja.. terluka sendirian.


Tell me that you are going to catch me when I fall, when I fall deep into your love. I'm jumping off a cliff with all of the strength I have just to.. to see your smile.
Tell me that you're gonna help me to swim when I'm drowning in your love.
This is too pathetic to be told, but I can't keep this untold.

Senin, 26 Maret 2012

Untitle

Aku mengingatmu dalam khayal yang membuatku terbang.

Hasrat yang meyakinkanku bahwa aku bisa bermimpi.

Memikirkanmu membawa senyum di hatiku.

Melihatmu melelehkan air mata dari beku jiwaku.

Andai bisikan menjadi mantra dan harap menjadi pinta.

Kan ku teriakkan namamu dalam doa tersuciku.

Tahukah kau? Perpisahan terjauh bukan antara bumi dan surga, tapi saat kau ada di hadapanku dan kau tak tahu aku mencintaimu.. 

Mencintai Dengan Tulus

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya,"Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan,"katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.
Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia"
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan mereka bersama.
Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.
Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir.
"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya.
"Oh tidak, lanjutkan" jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia
"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".
Dengan suara perlahan suaminya berkata
"Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang"
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya, Ia menunduk dan menangis.
Pesan moral :
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita?
Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baikdan mencoba melupakan yang buruk.
Cinta tak pernah memandang kekurangan orang yang kita sayangi dan kita cintai.
Cinta hanya akan membawa kebahagian dan saling berbagi untuk memahami kekurangan masing-masing. mencintai dengan apa adanya.
Cinta tak pernah menyakiti, yang sebenarnya adalah menambah kedewasaan dan cara berpikir kita untuk memandang hidup, sebagai kasih karunia Tuhan yang terbaik.
Cintailah semua makhluk dengan harapan semua berbahagia.

Seserpih Luka

"Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi
Membuatku merasakan yang tlah terjadi
Semua yang terbaik dan yang terlewati
Semua yang terhenti tanpa kuakhiri"


Sepenggal lirik lagu diatas yang memiliki memori yang begitu lekat di jiwa kembali terngiang. Seperti flashback yang terus berputar tanpa batas. Membutuhkan waktu yang jauh dari sesaat untuk membuatku teringat akan apa itu kebahagiaan sejati. Seperti terbangun dari mimpi yang panjang, kini baru kusadari bahwa perjalanan yang telah kulalui begitu jauh hingga aku tak menemukan tempat untuk kembali. Yang aku tahu aku hanya terus bergerak maju, hingga tanpa kusadari yang kulakukan hanyalah terus berjalan. Hanya berjalan dan terus berjalan tanpa teralih pada pemandangan apa yang ada di sekitar. Aku tenggelam dalam duniaku. Sepi terasing. Kulihat warna warni, enggan melintas mengisi hariku. Kucium banyak harum bunga, tapi ia enggan menghampiriku. Tapi itu tak menjadikanku mati. Aku abadi karena torehan tintaku, dengannya aku bisa menjadi apa saja. Dengannya aku merasa hidup mengijinkanku untuk bermimpi akan segala hal yang mungkin tetap akan menjadi mimpi yang terabaikan dalam kehidupan nyata. Dan yang paling berharga, aku merasa menjadi manusia yang penuh dengan kasih sayang-Nya.

Aku teman sejati bagi sepi. Aku bayangan diantara sekumpulan manusia. Aku hitam diatas putih, hitam yang menghidupkan selembar kertas putih tanpa makna.

Jumat, 16 Maret 2012

Merasa? Good, maka benahilah

Terkadang untuk mengerti akan sesuatu itu tak butuh untuk mendapatkan aba aba dari orang lain. Kitalah yang dituntut untuk peka. Hidup tak butuh untuk kiamat dahulu untuk membuat seseorang tobat bukan? Maka lakukanlah dari sekarang.

Hidupmu penuh dengan prinsip, tapi tak satupun dari prinsip itu yang kamu jalani.

True friend is the one who can sing back the words you have ever told them.

True friend is the one who stays when everything goes wrong or there is even no reason to stay.

I hate a 'sometimes friend' who just come when they need to. Untuk apa memanfaatkan orang lain sedangkan sendirinya ga bisa bermanfaat buat orang lain? Sebaik baiknya manusia emang yang bermanfaat bagi orang lain, tapi untuk 'dimanfaatkan', itu sudah beda frase.

Tak usah berpura pura untuk peduli jika memang kamu tak suka pada seseorang. Kehadiranmu hanya akan menyakitinya.

Jangan sebut aku teman bila kamu tak meyakininya. Hidup sudah cukup penuh dengan kepalsuan, satu satunya yang murni di dunia ini hanya hati yang ikhlash, pun jika kamu tidak, aku akan baik baik saja disini.

I'd rather to be hated for what I am than loved for what I am not.

Rabu, 14 Maret 2012

Tak Hanya Kata, Tanya Hatiku

Seharusnya aku tak memintamu untuk menenangkanku ketika aku resah. Seharusnya aku tak membenamkan kepalaku di bahumu ketika aku tahu akan ada setetes dua tetes air hangat yang akan menyungai di kedua pipiku. Tak seharusnya aku menjadikanmu tempat berlindung ketika aku rapuh dan berteduh ketika kata tak lagi mengenal bahasa. Harusnya aku tahu.. karena aku tak mungkin menemukanmu disana. Di tempat yang aku pikir kamu akan ada disana.

Kita, masihkah?

Kita. Dua karakter, dua tubuh, dua jiwa dan dua hati yang berbeda. Aku dan kamu. Duduk berdampingan. Masih seperti dulu. Kau disampingku, namun jiwamu sedang tidak disana. Perasaan yang dulu ada ketika kita saling berpegang erat mungkin untuk saling melindungi, untuk saling berbagi tawa dan air mata. Tapi saat ini, cukup asing untuk menyebut aku dan kamu dengan sebutan 'kita'. Ya, layaknya orang asing yang baru akan saling mengenal, namun tak lagi ada keinginan untuk saling mengenal lebih jauh. Kali ini kita bertemu, bukan untuk saling berjabat tangan mengawali perkenalan. Bahkan hati kita pun tak lagi saling menjabat. Kita. Tetap duduk berdua. Berdampingan seperti dulu. Aku rasa kau juga merasakan hal yang sama, bahwa apa yang kau dan aku lihat tak lagi sama. Kita. Tetap saling bertukar kata. Namun tak lagi dan mungkin tak akan pernah.. sehangat dulu. Tak akan pernah sehangat kopi yang kuseduh tiap pagi dan meninggalkan ampas di bawah sana. Namun tiap seduhannya meninggalkan kenangan, kenangan antara aku dan kamu yang tak bisa lagi kusebut kita. Biarkanlah satu dunia yang pernah kau buat untukku kusebut dengan persahabatan. Biarkanlah ini menjadi satu kisah yang akan aku tertawakan dan juga tangisi jikalau suatu saat nanti aku mengingatnya. Biarkanlah satu kata penuh makna tersebut memisah menjadi dua kata dan dua makna yang berbeda, aku dan kamu.

Minggu, 11 Maret 2012

"Mengunyah Sendiri" dalam Belajar

Seorang murid mengeluh kepada Gurunya, "Bapak menuturkan banyak cerita, tetapi tidak pernah menerangkan maknanya kepada kami." Jawab sang Guru: "Bagaimana pendapatmu, Nak, andaikata seseorang menawarkan buah kepadamu, namun mengunyahkannya dahulu bagimu?" (A. de Mello SJ, Burung Berkicau)
Apa makna percakapan murid dan guru tersebut? Ah, saya rasa jauh lebih baik Anda menjawabnya sendiri. Sebab saya yakin Anda tidak ingin memakan buah yang sudah saya kunyahkan dulu bagi Anda.
Tetapi izinkanlah saya untuk mengunyah buah saya sendiri, dan menuturkan kepada Anda rasa buah itu, lalu Anda juga menuturkan rasa buah yang Anda kunyah sendiri. Nah, bukankah ini sebenarnya salah satu aspek dari pendidikan?
Terkadang, kita sering membayangkan hidup di sebuah dunia di mana setiap penghuninya dapat dengan bebas dan terbuka saling berbagi cerita dan pengalaman, membuka dirinya bagi kehadiran dan keberadaan pihak lain. Menerima keberadaan orang lain apa adanya, dan saling menjunjung kedaulatan serta kemerdekaan pihak lain. Apakah itu semua dapat kita temukan dalam dunia pendidikan?
Sayangnya, kita tak dapat menutup mata terhadap kenyataan bahwa banyak orang yang (baik disadari maupun tidak) lebih senang memakan buah yang lebih dulu dikunyahkan orang lain yang dianggap lebih tahu, lebih bijaksana, lebih pengalaman, lebih pintar... .
Saya sendiri sering mengalami bagaimana murid-murid merasa lebih "aman" bila tahu apa pendapat gurunya tentang sesuatu hal, dan akhirnya menjadikan pendapat gurunya tersebut sebagai pendapatnya juga. Lalu ketika saatnya ujian, jawaban yang diberikan murid adalah jawaban yang sama persis dengan pendapat sang guru, meskipun soal di kertas ujian sangat jelas terbaca: "Uraikan pendapatmu tentang..." Celakanya lagi, sang guru tampak senang dan memberi nilai yang baik, atas jawaban si murid, sebab dianggap muridnya sudah dapat memberikan jawaban dan pendapat yang baik dan tepat, sama seperti pendapatnya.
Jika hal ini cenderung (atau bahkan mungkin sudah) menjadi kenyataan dalam proses pendidikan kita, maka tampaknya kita pantas mengurut dada bila pendidikan tidak lagi dipandang sebagai upaya memanusiakan manusia, melainkan mem-beo-kan manusia.

Marilah kita belajar dari Sang Maha-Guru Agung, Allah kita. Allah memberikan hak dan kesempatan kepada Adam untuk menamai ciptaan yang lain. Kisah ini bukan semata-mata kisah saja, terlebih bila kita mengingat bahwa manusia itu dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Dalam kisah tersebut kita melihat betapa tingginya harkat dan martabat manusia dan betapa luhurnya fitrah manusia.
Pengakuan bahwa Allah sendiri memberi manusia kebebasan untuk menamai ciptaan yang lain, menunjukkan bahwa fitrah, harkat dan martabat manusia yang agung itu dimungkinkan dan ditetapkan sejak penciptaan manusia oleh Allah sendiri. Tindakan menghargai fitrah, harkat dan martabat manusia merupakan tindakan ilahi.
Tindakan Allah tersebut memberikan kepada kita suatu kerangka dasar bagi pengakuan atas kebebasan dan kedaulatan manusia, yang sejak awalnya telah diberi kebebasan oleh Allah untuk menamai bahkan menanggungjawabi perbuatannya. Kebebasan itu ternyata pula diletakkan dalam relasi yang erat dengan ciptaan yang lain (yaitu alam) dalam harmoni cinta.
Tetapi dalam kisah selanjutnya kita juga melihat bahwa kebebasan dan kedaulatan itu dibayangi oleh krisis. Krisis yang mengancam dan mampu menghancurkan manakala kebebasan dan kedaulatan tidak lagi diikuti oleh tanggung jawab dan kesadaran akan hakikat keberadaan diri. Adam dan Hawa melepas tanggung jawab untuk taat kepada batas-batas yang Allah tetapkan. Keinginan untuk menjadi seperti Allah, yang juga berarti keinginan untuk berkuasa dan menguasai pihak lain, mengakibatkan Adam dan Hawa lupa akan keberadaan diri mereka. Selanjutnya kita tahu apa yang terjadi.
Baik Adam maupun Hawa tidak mampu bersikap kritis dan waspada atas apa yang dinyatakan oleh ular. Kebebasan dan kedaulatan mereka tidak disertai oleh sikap kritis dan waspada. Kritis dan waspada terhadap krisis-krisis yang mungkin ada di dalam kebebasan dan kedaulatan itu sendiri. Ketika diperhadapkan pada pilihan yang menggiurkan, segala pertimbangan hanya memusat pada diri mereka sendiri. Saat itu sebenarnya harmoni dengan alam, terlebih dengan Pencipta tidak lagi masuk dalam pertimbangan. Harmoni yang indah tersebut dikalahkan oleh ego mereka.
Kita melihat bahwa di satu sisi kebebasan dan kedaulatan merupakan milik yang berharga bagi manusia sebab hal itu merupakan bagian dari fitrah, harkat dan martabat manusia. Namun di sisi lain kita juga tak dapat melupakan tanggung jawab dan kesadaran akan keberadaan diri kita.
Dikaitkan dengan pendidikan, maka kita harus senantiasa mengingat bahwa fitrah, harkat dan martabat manusia menjadi kerangka dasar pendidikan. Itu berarti, pendidikan semestinya menjunjung tinggi kebebasan dan kedaulatan tiap individu yang terlibat di dalamnya, terlebih dalam diri murid.
Sebagaimana telah dikatakan di atas, bahwa tindakan penghargaan akan kebebasan dan kedaulatan merupakan tindakan ilahi. Namun kebebasan dan kedaulatan tersebut bukanlah kebebasan dan kedaulatan yang memusat pada diri sendiri. Kebebasan dan kedaulatan pada akhirnya harus bermuara pada kesadaran akan relasi manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam dan manusia dengan Pencipta-Nya. Kesadaran ini diarahkan dalam harmoni dan semangat kebersamaan.
Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi suatu upaya untuk membebaskan manusia dari pemusatan segala sesuatu kepada diri sendiri dan mengarahkan kebebasan serta kedaulatan manusia bagi perjuangan untuk mengupayakan kebebasan dan kedaulatan sesamanya. Pendidikan yang membebaskan berarti juga upaya untuk memungkinkan berkembangnya sikap kritis, terlebih kritis terhadap diri sendiri (yang ditandai dengan berkembangnya otokritik dan introspeksi). Hal ini dilakukan dalam kesadaran akan keterkaitan diri dengan sesama dan dunianya serta terhadap Penciptanya.
Mungkinkah dan kapankah upaya itu dapat kita lihat hasilnya? Menurut saya sangat mungkin. Kapan? Ketika murid-murid sudah dapat berkata: "Pak Guru, Bu Guru, biarkan saya mengunyah buah saya sendiri...!"

Source : http://indozone.net/articles/article/257/?s=7155ffd6e4891235d432af7fc98c8b93

Tantangan Baru Kita

Hallo semuanya! Bagaimana kabar di awal tiga bulan di tahun ini? Semoga lebih baik. Banyak sekali yang harus saya lewati di tahun ini, rentetan ujian, tugas yang tak kunjung berhenti mengejar dan juga hitungan detik yang tak henti hentinya berdengung di telinga saya. Nah, disaat seperti ini saya sangat merasa bahwa waktu 24 jam dalam sehari tak pernah cukup, meski saya telah diberi kepuasan menikmati terik matahari selama 12 jam dan juga merasakan kenikmatan yang beda di 12 jam lainnya. Bagaimana bisa Ia dengan sempurnanya telah mengatur sedangkan saya dengan tak adilnya masih merasa kurang. Oke, lanjut. Nah, diantara rasa resah dan gelisah karena akan menghadapi ujian, ada debaran lain yang membuat hati saya jauh lebih penasaran, yaitu debaran penantian pengumuman hasil penerimaan SNMPTN Undangan. Nah, di tahun 2012 ini sistem SNMPTN Undangan sedikit berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Di tahun ini, siswa yang akan dipilih untuk mengikuti SNMPTN Undangan diseleksi melalui nilai rapor dari semester tiga hingga semester lima. Dengan syarat, nilai di tiga semester tersebut harus konsisten dan tak boleh turun di semester berikutnya. Dalam beberapa subjek pelajaran juga menentukan berapa banyak maksimal jatuhnya nilai. Nah, beberapa siswa yang terpilih melalui setiap kelas pun juga harus melewati tantangan lain, yaitu bila ia dapat memasuki batasan jumlah persentase tertentu dari gabungan kelas lainnya sesuai prodi masing masing yang dinamakan ranking global. Nah, pada umumnya sekolah hanya memiliki dua macam prodi, yaitu prodi IPA dan prodi IPS. Sehingga yang pada awalnya terprediksi akan masuk dalam daftar tersebut merasa sedikit kecewa ketika presentase dan konsistensi nilai mulai diperkecil. Maka jalan lain yang harus mereka lalui adalah melalui jalur SNMPTN tulis. Berhubung sekolah saya memiliki peminat yang cukup untuk mendirikan satu kelas dan satu prodi lain, maka sekolah saya membuka kelas bahasa. Karena saya masuk dalam kelas bahasa, maka ranking dan tingkatan nilai yang diperhitungkan pun hanya dari satu kelas. Alhamdulillah, atas usaha saya dan yang tentu tak lepas dari campur tangan Tuhan, saya bisa masuk dalam daftar tersebut. Setelah melewati diskusi yang tak hanya sehari - dua hari dengan pikiran saya sendiri, akhirnya saya berhasil menentukan pilihan saya. Pilihan pertama jatuh pada Universitas Brawijaya dengan fakultas psikologi di pilihan pertama dan fakultas sastra inggris di pilihan kedua. Pilihan kedua saya jatuh pada Universitas Airlangga dengan fakultas sastra inggris sebagai pilihan pertama saya dan fakultas psikologi sebagai pilihan kedua.

Nah, untuk kalian yang mengikuti tes SNMPTN tulis, bersemangatlah! Ingat pada satu hal dan pentingkan prioritas, yakinlah pada apa yang kalian pilih dan minati. Jangan sampai kalian memilih suatu jurusan hanya karena gengsi, ikut ikutan teman, atau bahkan hanya kemauan orangtua saja. Memertimbangkan dengan keinginan dan cita cita kalian juga tak pernah salah. Untuk yang mengikuti SNMPTN Undangan, berjuanglah! Semoga kita diterima di Universitas dengan jurusan yang telah kita pilih masing masing. semoga kita berhasil untuk membalas jasa kedua orangtua kita nanti dengan cara membahagiakannya kelak. Amin allahuma amin.

Kamis, 08 Maret 2012

Feeding Jessi

Hallo semua! Apa kabarnya malam ini hari ini? Semoga tak lebih buruk dari kemarin. Kali ini saya akan menceritakan tentang sesuatu atau lebih tepatnya hewan yang sangat saya sayangi, melebihi rasa sayang saya pada laptop saya. Oke, itu perbandingan yang salah. Dia adalah Jessica Maharani, bukan, dia bukan saudara tiri dari Jessica Iskandar, tapi itu adalah nama kucing sekolah yang saya jaga dan pelihara, walau hanya di sekolah.  Meski ia hanya kucing kampung, tapi kami sangat menyukainya. Entah karena sikap hiperaktifnya, belang belang random yang menyebar di tubuhnya dengan kombinasi warna yang lucu atau memang dia saja yang sangat menggemaskan. Mungkin itu juga yang menyebabkan kami membelikan ia makanan kucing yang tidak akan kucing kampung tak bertuan lain dapatkan. Meski rasa sayang saya besar terhadapnya, akal logika saya tetap mengatakan tak mungkin untuk membawa dan memeliharanya di rumah, karena Ibu saya tak akan mengijinkannya. Nah, kemarin, tepatnya dua minggu lalu, sekitar tanggal 27/2 untuk pertama kalinya saya dan beberapa teman saya memberi ia makan yang sedikit 'mewah'. Salah satu teman saya, Okik, menyempatkan waktu untuk membelikannya empat sachet Whiskas dengan rasa yang berbeda.



Kami merencanakan untuk memberinya makan sepulang sekolah. Ketika itu, di sore dengan jingga yang bergelayut manja pada lembutnya senja kami menemukan Jessica sedang asik mencakar cakar pohon untuk mengasah kukunya. Inilah dia:



 Ia pun saya turunkan dan saya dudukkan di salah satu bangku sekolah. Sekali lagi saya katakan, Jessica adalah kucing yang sangat hiperaktif, mungkin lebih hiperaktif dari adik adik kecil kalian yang sangat menjengkelkan bila sedang ingin dimanja. Jessica memang tidak manja, tapi ia akan duduk manis dan tenang bila dipangku. Nah, jadi bisa ditebak. Ketika saya merobek bungkus pertama Whiskasnya, ia langsung berlari pada piring yang kami siapkan sebagai tempat makannya.


Satu sachet penuh untuk seekor kucing mungil mungkin terlalu banyak untuk porsi makan malamnya. Sehingga Whiskas itu pun tidak ia habiskan. Namun kami tidak serta merta membuangnya, tapi kami amalkan pada kucing kucing kampung lain. Nah, karena kebetulan hari sudah sore dan tak mungkin bagi kami untuk mencari kucing lain hanya untuk memberikan sisa makan Jessica, maka Shabrina pun membawanya untuk diberikan pada fakir kucing yang ada di perumahannya bila ia bertemu dalam perjalanan pulangnya nanti. Karena kebetulan Shabrina menggunakan sepeda berkeranjang untuk ke sekolah, kami menitipkan piring makan kucing itu padanya, karena lebih memungkinkan untuk membawa piring berlumuran berisikan Whiskas tersebut. Memang terlihat sangat niat sepertinya kami ini.



Dengan berakhirnya acara feeding frenzy Jessica, maka kami pun pulang ke rumah masing masing. Oke, hanya segitu salah stu pengalaman yang bisa saya ceritakan. Masih banyak sebetulnya pengalaman lain yang ingin saya tulis, tapi berhubung malam sudah terlalu pekat, maka akan saya lanjutkan lain waktu. Insya Allah. Dadaaaaah

Senin, 05 Maret 2012

Randomies #part 2

Kamu yakin sedang melihat dengan jelas atau malah membutakan diri sendiri? Well, itu beda tipis kalau dikaitkan dengan ego. Kita jadi tak bisa membedakan mana orang yang kita taksir mana presiden.

Ingatlah, bahagia tanpa alasan, senyum tanpa alasan, dan perhatianmu kepadanya yang tanpa alasan, tak akan pernah salah bila itu suatu saat akan menjadi kesedihan tanpa alasan pula ketika kamu tak temukan lagi dia dalam hari harimu.

Tak seharusnya kita tanggapi dengan perasaan atas hal menyakitkan yang seseorag ucapkan pada kita. Karena ia pun juga tanpa perasaan ketika mengungkapkannya. Be wise.

Aku tak pernah berhenti mencintaimu, aku hanya berhenti menunjukkannya.

Jika kamu tak menyukai seseorang atau membencinya, maka ubahlah cara pandangmu tentang dia. Mungkin hatimu saja yang terlalu tertutup dengan rasa benci itu. Kau tak akan pernah melihat dengan jelas apa yang ada diuar jendela bila jendela tersebut tertutup embun.

Tuhan adalah pemeran utama yang mengendalikan para pemain di belakangnya. Untuk menjadi seorang pengarah, Ia tak butuh untuk turut bermain dalam panggung.

Cinta tidak buta dan membutakan. Hanya perasaan yang mudah rapuh dan ringkih lah yang membuatmu terlalu buta untuk melihat kenyataannya.

I wanna be the girl who makes your days better. The one that makes you say,"My life has changed since I met her."