Senin, 04 Juni 2012

Rindu


Rindu. Adakah hal lain yang bisa kuceritakan tentang itu, bila yang kuingat hanya kamu?

Aku terlalu lelah. Terlalu lelah berharap pada yang semu. Maaf bila membuatmu sedih, ketika aku dengan tiba tiba berlaku aneh, karena ketika itu aku sedang merutuk dalam hati, mengapa dulu bisa begitu bodoh mencintaimu. Hingga kini aku sendiri yang kesulitan untuk melupakan. Sedang kau disana, dengan asik lalu lalang di tepian hati. seakan tak menyadari, ada yang jatuh bangun hanya untuk sekedar memisahkan sekat antara realita dan mimpi.

Kau mengajari aku bagaimana mengeja rindu dalam sepi. Kau mengajari aku bagaimana menata hati dengan rapi.

Hal itu dinamakan cinta, meski selalu membadai dalam hati.

Hal itu dinamakan rindu, meski harus menyayat seperti sembilu.

Demi bintang yang berpijar dan demi bulan yang bersinar, kita akan selalu berada di bawah naungan sinar yang sama.

Apalah rindu, bila yang dirindu selalu sendu.

Apalah hati, bila tak untuk dimiliki.

Apalah hidup, bila yang direncanakan selalu sejalan dengan harapan.

Sahabat Jadi Cinta


Sahabat jadi cinta. Satu dari sekian hal yang paling tidak kusukai. Ya, mengapa harus ada dan terjadi hal seperti itu? Lumrah memang, hati bisa jatuh pada siapa saja dan kapan saja. Meski otak mengatakan tidak, namun hati mengatakan iya, apalagi yang bisa kita perbuat? Siapa yang sanggup untuk menghindar?

Sahabat jadi cinta.. Hal yang aneh namun memang terasa wajar bila itu sudah terjadi, karena ada ungkapan Jawa yang mengatakan, “Tresno jalaran soko kulino.” Kurang lebih artinya adalah, cinta datang karena terbiasa.

Tapi sungguh, tak ada yang bisa kulakukan bilamana itu terjadi pada hatiku, dalam hidupku. Mendorong arti persahabatan ke tepi jurang terdalam. Mengkahiri makna pada kata ‘kita’ menjadi aku dan kamu. Seperti gejolak yang ingin diredam ombak pada karang, betapa aku ingin hal ini bisa kuhindari. Sekuat aku menutup mata dari cahaya yang tak mampu kubendung silaunya. Sekeras suara yang lembut namun menggetarkan hati, dalam jiwa. Mencintai sahabat sendiri, seperti memertaruhkan sesuatu yang harus kubayar mahal harganya. Bila harga yang harus kubayar adalah dengan mengakhiri sebuah persahabatan dan kamu menjauh dariku, maaf, itu terlalu mahal.

Seperti memainkan sebuah koin, bila tidak muncul sisi gambar maka sisi angka. Bila tidak berakhir bahagia, maka itu harus berakhir dengan penuh duka.

Sahabat jadi cinta? Lupakan saja.