Sahabat jadi cinta. Satu dari sekian hal yang paling tidak
kusukai. Ya, mengapa harus ada dan terjadi hal seperti itu? Lumrah memang, hati
bisa jatuh pada siapa saja dan kapan saja. Meski otak mengatakan tidak, namun
hati mengatakan iya, apalagi yang bisa kita perbuat? Siapa yang sanggup untuk
menghindar?
Sahabat jadi cinta.. Hal yang aneh namun memang terasa wajar
bila itu sudah terjadi, karena ada ungkapan Jawa yang mengatakan, “Tresno
jalaran soko kulino.” Kurang lebih artinya adalah, cinta datang karena
terbiasa.
Tapi sungguh, tak ada yang bisa kulakukan bilamana itu
terjadi pada hatiku, dalam hidupku. Mendorong arti persahabatan ke tepi jurang
terdalam. Mengkahiri makna pada kata ‘kita’ menjadi aku dan kamu. Seperti
gejolak yang ingin diredam ombak pada karang, betapa aku ingin hal ini bisa
kuhindari. Sekuat aku menutup mata dari cahaya yang tak mampu kubendung
silaunya. Sekeras suara yang lembut namun menggetarkan hati, dalam jiwa.
Mencintai sahabat sendiri, seperti memertaruhkan sesuatu yang harus kubayar
mahal harganya. Bila harga yang harus kubayar adalah dengan mengakhiri sebuah
persahabatan dan kamu menjauh dariku, maaf, itu terlalu mahal.
Seperti memainkan sebuah koin, bila tidak muncul sisi gambar
maka sisi angka. Bila tidak berakhir bahagia, maka itu harus berakhir dengan
penuh duka.
Sahabat jadi cinta? Lupakan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar